Group investigation
A. Pengertian Group
investigation
Model Group investigation seringkali
disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh
metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu
berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21)
mengemukakan investigation adalah
strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai
fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
B. Ciri-Ciri Model
Pembelajaran Group Investigation
Model pembelajaran Group Investigation merupakan
model yang sulit diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai berikut:
1. Pembelajaran
kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada
siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa
berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Pembelajaran
yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa
dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok
memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam
memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
kelompok.
3. Pembelajaran
kooperatif dengan model Group Investigation siswa dilatih
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok
menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari,semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu
perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
4. Adanya
motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
5. Pembelajaran
kooperatif dengan model Group Investigation suasana belajar
terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan
pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi
pembelajaran
C. Tujuan Model
Pembelajaran Grup Investigation
Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling
terkait:
1.
Group Investigasi membantu siswa
untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan
analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan
keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan.
2.
Pemahaman secara mendalam terhadap
suatu topik yang dilakukan melaui investigasi.
3.
Group Investigasi melatih siswa
untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya
kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga
dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat
mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar
untuk bekerjas secara kooperatif.
D. Manfaat Model Pembelajaran Group
Investigation adalah :
1. Meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
2. Meningkatkan
hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi
pembelajaran.
3. Meningkatkan
rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina
kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil
terhadap keberhasilan tim.
4.
Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk
belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi
ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan
memecahkan masalah.
5. Memadukan dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
6. Meningkatkan
perilaku dan kehadiran di kelas.
7. Relatif murah
karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya
E. Langkah-langkah
model pembelajaran Group Investigation
Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan
langkah-langkah pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai berikut.
1. Guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2. Guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3. Guru
memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
4. Masing-masing
kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5. Setelah
selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau
salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6. Kelompok lain
dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
7. Guru memberikan
penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan
memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas
tentunya harus berdasarkan prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode
pembelajaran kooperatif model Group Investigation. Dimana di dalam kelas yang
menerapakan model GI, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan
pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya
membimbing dan mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:
1. Tahap
pemecahan masalah,
2. Tahap
pengelolaan kelas,
3. Tahap pemaknaan
secara perseorangan.
Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses
menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi
fokus masalah. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab
pertanyaan, informasi apa yang saja yang diperlukan, bagaimana
mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap
pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok
menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai
hasil dari mengikuti proses tersebut (Thelen dalam Winataputra, 2001:
37).
Dari kerangka operasional pembelajaran Group
Investigation yang ditulis oleh Joise & Weil ini dapat kita ketahui bahwa
kerangka operasional model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai
berikut:
1.
Siswa dihadapkan dengan situasi
bermasalah
2.
Siswa melakukan eksplorasi sebagai
respon terhadap situasi yang problematis.
3.
Siswa merumuskan tugas-tugas belajar
atau learning taks dan mengorganisasikan untuk membangun suatu proses
penelitian.
4.
Siswa melakukan kegiatan belajar
individual dan kelompok.
5.
Siswa menganalisis kemajuan dan
proses yang dilakukan dalam proses penelitian kelompok.
6.
Melakukan proses pengulangan kegiatan
atau Recycle Activities.
Untuk lebih
praktis, model GI dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka
operasional sebagai berikut:
H. Kelebihan Model Pembelajaran
Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model
pembelajaran group investigation juga mempunyai kelemahan dan
kelebihan, yakni sebagai berikut
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari
pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1)
Secara Pribadi
1.1) dalam proses
belajarnya dapat bekerja secara bebas
1.2) memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
1.3) rasa percaya
diri dapat lebih meningkat
1.4) dapat belajar
untuk memecahkan, menangani suatu masalah
1.5) mengembangkan
antusiasme dan rasa pada fisik
2) Secara Sosial
2.1) meningkatkan
belajar bekerja sama
2.2) belajar
berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
2.3) belajar
berkomunikasi yang baik secara sistematis
2.4) belajar
menghargai pendapat orang lain
2.5) meningkatkan
partisipasi dalam membuat suatu keputusan
3) Secara Akademis
3.1) siswa terlatih
untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan
3.2) bekerja
secara sistematis
3.3) mengembangkan
dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai bidang
3.4) merencanakan
dan mengorganisasikan pekerjaannya
3.5) mengecek
kebenaran jawaban yang mereka buat
3.6) Selalu berfikir
tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku
umum.
I.
. Kelemahan
Model Pembelajaran Group Investigation
Model Pembelajaran Group Investigation selain
memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu:
1. Sedikitnya
materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
2. Sulitnya
memberikan penilaian secara personal
3. Tidak semua
topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk
diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan
dari pengalaman yang dialami sendiri
4. Diskusi
kelompok biasanya berjalan kurang efektif
5. Siswa yang
tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat
menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).
Daftar Pustaka
Wiwi,Silfanus.2013. Pembelajaran Cooperatif Tipe Group
Riadi ,Muchlisin .2012.Metode Pembelajaran Group Investigation.
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-group-investigation.html.
Diakses pada tanggal 21 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar